BESAR SAMPEL DAN SUMBER
DATA
1.
Besar Sampel
Ukuran sampel (sample size) adalah banyaknya
individu, subyek atau elemen dari populasi yang diambil sebagai sampel. Jika ukuran sampel yang di ambil
terlalu besar atau terlalu kecil maka akan menjadi masalah dalam penelitian
itu.
Menentukan
ukuran sampel penelitian merupakan bagian terpenting yang harus dilakukan oleh
setiap peneliti yang menggunakan metode survey. Sampel merupakan cerminan atau
gambaran populasi sehingga apabila salah mengambil sampel atau ukuran sampel
tidak memenuhi syarat maka pendugaan parameter populsi dianggap tidak valid
sehingga dapat berdampak pada kesalahan mendeskripsikan dan menginterpretasikan
gambaaran dan karakter populasi.
Menentukan
ukuran sampel penelitian tidak semudah yang dibayangkan pengambilan sampel
tidak dapat digenerasilir berdasarkan ukuran populasi satu dan populasi
lainnya. Terdapat banayk sekali factor yang menentukan ukuran suatu sampel penelitian.
Misalnya homogenetas elemaen populasi dan motode analisa yang akan digunakan
adalah factor sangat menentukan ukuran sampel penelitigan yang diambil
Untuk
itu kita perlu melakuakan reset mengenai ukuran sampel yang akan digunakan
sebagai sampel dalam penelitian. Karena tidak memungkinkanuntuk melakukan
riset. Sehingga diharapkan para peneliti untuk melakukan tinjauan pustaka atau
mencari literatur-literatu valid dari penelitian-penelitan sebelumnya.
1.
Ukuran
sampel dengan teori slovin (1960)
Salah satu
literature yang paling banyak digunakan adalah penentuan ukuran sampel
menggunkan rumus slovin yaitu :
Keterangan : n =
Besar sampel yang
N =
ukuran populasi atau jumlah eleman dalam populasi
e =
nilai presisi atau tingkat signifikansi yang ditentukan. Umumnya dalam
penelitian tingkat singnifikasnsi ditentukan sebagai 95% atau 0.05.
contoh :
Misalkan satu populasi si berukuran Rp. 1.000
eleman/anggota. Akan dilakuka survey dengan mengambil beberapa sampelm
menggunkan rumus slovin. Mata perhitungan sederhana dalam menentukan jumlah
sampel beberapa sampel adalah sebagai berikut :
Diketahui :
N = 1.000 orang
e = dengan tingkat
signifikansi sebesar 95% atau 0,05
Maka :
n = 1.0001+1000
X0.052 = 285,
n = 286
karena sampel kita harus
berupa angka bulat dan orang, maka kita lakukan pembulataan mengikuti aturan
pembulatan standar yaitu, apabila ≥ 0,5 maka kita bulatkan ke atas dan
sebaliknya
2.
Definisi Data
Data adalah sesuatu yang belum
mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan.
Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika,
bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk
melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.
Informasi merupakan hasil pengolahan dari
sebuah model, formasi, organisasi, ataupun suatu perubahan bentuk dari data
yang memiliki nilai tertentu, dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan
bagi yang menerimanya. Dalam hal ini, data bisa dianggap sebagai obyek dan
informasi adalah suatu subyek yang bermanfaat bagi penerimanya. Informasi juga
bisa disebut sebagai hasil pengolahan ataupun pemrosesan data.
Data bisa merupakan jam kerja bagi karyawan
perusahaan. Data ini kemudian perlu diproses dan diubah menjadi informasi. Jika
jam kerja setiap karyawan kemudian dikalikan dengan nilai per-jam, maka akan
dihasilkan suatu nilai tertentu. Jika gambaran penghasilan setiap karyawan
kemudian dijumlahkan, akan menghasilkan rekapitulasi gaji yang harus dibayar
oleh perusahaan. Penggajian merupakan informasi bagi pemilik perusahaan.
Informasi merupakan hasil proses dari data yang ada, atau bisa diartikan
sebagai data yang mempunyai arti. Informasi akan membuka segala sesuatu yang
belum diketahui.
B. Jenis Data
Jenis-jenis data
dapat dibagi berdasarkan sifatnya, sumbernya, cara memperolehnya, dan waktu
pengumpulannya. Menurut sifatnya, jenis-jenis data yaitu:
·
Data Kualitatif: data
kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka, misalnya: Kuesioner
Pertanyaan tentang suasana kerja, kualitas pelayanan sebuah rumah sakit atau
gaya kepemimpinan, dll.
·
Data Kuantitatif: data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, misalnya: harga saham, besarnya
pendapatan, dll.
Jenis-jenis data
menurut sumbernya, antara lain:
·
Data Internal: data
intenal adalah data dari dalam suatu organisasi yang menggambarkan keadaan
organisasi tersebut. Contohnya: suatu perusahaan, jumlah karyawannya, jumlah
modalnya, atau jumlah produksinya, dll.
·
Data Eksternal: data
eksternal adalah data dari luar suatu organisasi yang dapat menggambarkan
faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil kerja suatu organisasi. Misalnya:
daya beli masyarakat mempengaruhi hasil penjualan suatu perusahaan.
Jenis-jenis data
menurut cara memperolehnya, antara lain:
·
Data Primer (primary data): data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh
perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk
kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview, observasi.
·
Data Sekunder (secondary data): data sekunder adalah data
yang diperoleh/ dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang
diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa
data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.
Jenis-jenis data menurut waktu pengumpulannya,
antara lain:
·
Data cross section, yaitu
data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu (at a point of time) untuk
menggambarkan keadaan dan kegiatan pada waktu tersebut. Misalnya; data
penelitian yang menggunakan kuesioner.
·
Data berkala (time series data), yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk
melihat perkembangan suatu kejadian/kegiatan selama periode tersebut. Misalnya,
perkembangan uang beredar, harga 9 macam bahan pokok penduduk.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian,
teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian.
Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan
apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data
adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber
langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data
sekunder).
Metode Pengumpulan
Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode
menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket,
wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan
Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list,
kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan
lainnya.
Adapun tiga teknik
pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara.
1. Angket
Angket / kuesioner
adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan
responden untuk dijawabnya.
Meskipun terlihat
mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika
respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono,
2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan
penampilan fisik.
Prinsip Penulisan
angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
·
Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan
ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
·
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan
responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa
Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
·
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup.
Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika
pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang
disediakan.
2. Observasi
Obrservasi
merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap
dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam
berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila
penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Participant Observation
Dalam observasi
ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau
situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang
guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat
siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
Non participant Observation
Berlawanan dengan
participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya
tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya
penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan
dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu
sebagai data penelitian.
Kelemahan dari
metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya
bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di
dalam peristiwa.
Alat yang
digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku
catatan, kamera photo, dll.
3. Wawancara
Wawancara
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya
jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau
sumber data.
Wawancara pada
penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan
karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada
sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data
(umumnya penelitian kualitatif)
Wawancara terbagi
atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
1.
Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui
dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar
pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan
alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu
kelancaran wawancara.
2.
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan
diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin
digali dari responden.
D. Variabel dalam Penelitian
Istilah variabel dapat diartikan
bermacam – macam. Dalam tulisan ini variable diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering
pula dinyatakan variabeL penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan
dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Kalau ada pertanyaan tentang apa yang
akan di teliti, maka jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Secara
teoritis variabel dapat didefiisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang
mempunyai “Variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan
objek yang lain (Hatch dan Farhady,1981).
Dinamakan variabel karena ada variasinya.
Menurut Y.W Best
yang disebut variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau
serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti dimanupulasikan, dikontrol atau
dioservasi dalam suatu penelitian. Sedang Direktorat Pendidikan Tinggii
Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Dari kedua pengerian
tersebut dapatlah dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi
faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang kan diteliti.
Apa yang merupakan
variabel dalam sesuatu penelitian ditentikan oleh landasan teoritisnya, dan
ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Karena itu apabila landasan teoritisnya
berbeda, variabel-variebel penelitiannya juga akan berbeda. Jumlah variabel
yang dijadikan objek pengamatan akan ditentukan oleh sofistikasi rancangan
penelitiannya. Makin sederhana sesuatu rancangan penelitian, akan melibatkan
variabel-variabel yang makin sedikit jumlahnya, dan sebaliknya.
Berkaitan dengan
proses kuantifikasi data biasa digolongkan menjadi 4 jenis yaitu:
1.
Variabel Nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar
atas proses penggolongan; variabel ini bersifat diskret dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori yang satu dan
kategori yang lain; contoh: jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan
2.
Variabel Ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan
atas jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1,
jenjang di bawahnya diberi angka 2, lalu di bawahnya di beri angka 3 dan
seterusnya. (ranking)
3.
Variabel Interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari
pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasaumsikan terdapat satuan (unit)
pengukuran yang sama. Contoh: variabel interval misalnya prestasi belajar,
sikap terhadap sesuatu program dinyatakan dalam skor, penghasilan dan
sebagainya.
4.
Variabel ratio, adalah
variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak. (Drs. Sumadi Suryabrata .Metologi Penelitian. Hal. 26-27)
Menurut Fungsinya
variabel dapat dibedakan :
a). Variabel Tergantung (Dependent Variabel)
Yaitu kondisi atau
karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi,
pengubah atau mengganti variabel bebas.
Menurut fungsinya
variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut
variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruhi.
Variabel ini sering disebut sebagai
variabel output, Kriteria, Konsekuen. Atau
dalam bahasa Indonesia sering disebut Variabel terikat. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) variabel
dependen disebut variabel Indogen.*
b). Variabel Bebas ( Independent Variabel)
Adalah
kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti
dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena
yang diobservasi.
Karena fungsi ini
sering disebut variabel pengaruh, sebab berfungsi mempengaruhi variabel lain,
jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain.
Variabel ini juga sering disebut sebgai
variabel Stimulus, Prediktor, antecendent.
Dalam SEM(Structural Equation Modeling) variabel
independen disebut variabel eksogen.
c). Variabel
Intervening
Variabel
intervenig adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan Variabel dependen menjadi hubungan yang tidak
langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel
penyela/antara yang terletak di antara variabel independen dan dependen,
sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau
timbulnya variabel dependen.
Variabel
Intervening juga merupakan variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu
dengan variabel yang lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau
hubungan pengaruh dan terpengaruh.
d). Variabel
Moderator
Dalam
mengidentifikasi variabel moderator dimaksud adalah variabel yang karena
fungsinya ikut mempengaruhi variabel tergantung serta meperjelas hubungan bebas
dengan variabel tergantung.
e). Variabel
kendali
Yaitu yang
membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai variabel mederator. Variabel ini
berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama berkaitan dengan
variabel moderator jadi juga seperti variabel moderator dan bebas
ia juga ikut berpengaruh terhadap variabel tergantung
f). Variabel
Rambang
Berlainan dengan variabel bebas, yaitu
fungsinya sangat diperhatikan dalam penelitian. Variabel rambang yaitu variabel
yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak diperhatikan
terhadap variabel bebas maupun tergantung. (Drs.Colid Narbuko,Drs.H Abu Achmadi.2004.Metode Penelitian. Jakarta:Bumi Aksara Hal.119-120)
Sesungguhnya yang
dikemukakan di dalam inti penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara
berbagai variabel. Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua
variabel bebas dan variabel terikat ( Independent variabel dengan dengan
dependent variabel).
a. Hubungan Simetris
Variabel-variabel
dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak
disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan
simetris :
1). Kedua variabel
merupakan indikator sebuah konsep yang sama.
2). Kedua variabel
merupakan akibat daru suatu faktor yang sama.
3). Kedua variabel
saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu berada yang lainnya pun
pasti disana.
4). Hubungan yang
bersifat kebetulan semata-mata.
b. Hubungan Timbal Balik
Hubungan timbal
balik adalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat
dari variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan timbal balik bukanlah
hubungan, dimana tidak dapat ditentukan variabel yang menjadi sebab dan
variabel yang menjadi akibat.
c. Hubungan Asimetris (tidak simetri)
Satu variabel atau
lebih mempengaruhi variabel yang lainnya. Ada enam tipe hubungan tidak
simetris, yakni :
1). Hubungan
antara stimulus dan respons. Hubungan yang demikian itulah merupakan salah satu
hubungan kausal yang lazim dipergunakan oleh para ahli.
2). Hubungan
antara disposisi dan respons. Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkkan
respons tertentu dalam situasi tertentu. Bila “Stimulus” datangnya pengaruh
dari luar dirinya, sedangkan “Disposisi” berada dalam diri seseorang.
3). Hubungan
antara diri indiviidu dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri di
sini adalah sifat individu yag relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi
lingkungan.
4). Hubungan
antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.
5). Hubungan
Imanen antara dua variabel.
6). Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)
Komentar
Posting Komentar